Tribute for My Bestfriend(s) : Trias Ningrum
kurang lebih sekitar 12 taun yang lalu ya, cewek
Gaya berdirinya itu loh, kalo kami bilang: nyantheng atau ... songong. Pake rok kependekan, rambut super pendek, nah itu dia ... segala sesuatu tentang dia itu, pendek. Termasuk tingkat kesabarannya waktu itu, pendek banget. Yang berani nyentil emosinya dikiiiiit aja, siap-siap disemprot (not literally) seharian.
Satu setengah taun kemudian, dia masih berdiri dengan gaya yang sama waktu upacara bendera hari Senin. Tapi udah nggak berdiri paling depan, sekarang udah berani sembunyi di barisan agak belakang (biar bisa ngobrol & makan jajanan), rambutnya udah panjang, daaaannn ... walopun emosinya masih tetep pendek, waktu itu kepala sekolah, di sela-sela pidato puuuuuanjangnya itu, nyebut nama Iyas sebagai peraih nilai matematika tertinggi se-sekolah waktu ujian semester. Perfect score: 10.
-----
Entah kenapa nama Iyas yang paling pertama aku posting. Mungkin karena dia yang terkahir komen di posting bulan lalu, mungkin karena barusan aja liat tweet-nya, atau .. maybe because I suddenly miss her.
3 tahun di SMP, cuma 2 taun aja bisa liat Iyas berdiri songong tiap upacara bendera, taun ketiga dia balik lagi ke kota asalnya: Serang. Itulah akhirnya aku & Iyas terpaksa jalanin Long Distance
Iyas,
anak pinter yang punya banyak cara bikin catetan -diperkecil, dan sangat berguna kalo ujian! ups ...-
anak cewek yang kalo ketawa bikin gempa satu kelas,
anak pemberani yang njelasin apa dan gimana prosesnya cerai talak tiga,
anak tengah yang mandiri banget! She organize everything well, teach me how to deal with bad circumstance(s), and a lot more mature than any of us that time.
Saking gampangnya anak ini lepas kontrol, sempet nih Iyas jadi 'target operasi' kami selama sebulanan gitu, yang berakhir manis di hari Valentine. Yak! Teenager banget --".
Mungkin karena kita punya beberapa hobi yang sama, cara berfikir yang sama, keanehan yang sama, ... mungkin itu yang bikin kita dulu, karena kepisah jarak segitu jauhnya, jadi betah rutin kirim-kiriman surat (sebelom Handphone & Facebook merajalela) sampe jadi kirim-kiriman diary. Walaupun sekarang udah nggak lagi diary-diary-an gitu, persahabatan lebih secure karena teknologi mengalahkan dimensi ruang, ada BBM, FB, Twitter ... But I still can feel the bond. Misal Iyas tiba-tiba BBM terus ngelaporin hasil 'kepo'nya, I feel like I can hear her loud laugh, her cheeky evil laugh!
dari kirim-kiriman surat sampe kirim-kiriman diary --" |
Iyas masih pinter sampe sekarang (ya menurut L??!! --"), lulus dari ITB, ceritanya Iyas mau mengabdi, ngajar bocah-bocah biar otak pinternya Einstein ga dia embat sendiri, sambil belajar jadi istri yang solehah katanya.
Walopun Iyas sekarang udah banyak berubah, dan memutuskan untuk berhijab ... tapi anak-anak 2 D nggak akan lupa jasa Iyas yang
Yak! Inilah Iyas & Mas Koko tercintah ~~ |